PTC - PTC Terbaik

Selasa, 16 November 2010

Install Windows Xp dari Flashdisk



Saat kita mempunyai Netbook, kita akan dibuat bingung saat kita mau install ulangnya, karena di Netbook tidak ada CD / DVD Romnya. Tapi saat ini tidak perlu khawatir lagi jika kita mengetahui ilmunya.
Karena dengan perkembangan teknologi flash disk sekarang yang memiliki kapasitas semakin besar maka kita dengan mudah bisa menggunakan flash disk untuk menginstall windows .
yang harus kita persiapkan .
1. Flash disk apa aja ( kalau bisa minimal 1GB ).
2. komputer master , lengkap dengan cd-rom tentunya ( untuk membuat master flash disk )
3. cd windows xp ( asli atau palsu terserah )
4. program untuk modul installasi
- USB_PREP8 download disini [ indowebster ]
- PEtoUSB download disini [ indowebster ]

Setelah yang kita butuhkan diatas sudah siap maka langkah selanjutnya memulai installasi windows xp diflash disk :

langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Colok flash disk ke komputer master dan catat posisi drivenya , apakah di F:, G:, H:, O: dan sebagainya
2. extrak file2 yang diatas , USB_PREP8 dan PEtoUSB kedalam satu folder misalkan C:/usb ( hasil extrak file USB_PREP8 jadi 1 folder, copy smua file dah pindahkan ke folder C:/usb) demikian juga file PEtoUSB.
3. Siapkan cd instalan windows xp dan masukkan ke cd rom komputer master .
4. selanjutnya buka folder C:\USB yang sudah dibuat dan berisi file2 tersebut diatas.
5. Selanjutnya jalankan file bernama "usb_prep8.bat" lalu akan muncul sebuah windows command prompt berisi bermacam2 perintah



tekan sembarang tombol aja di keyboard.
6. selanjutnya di layar komputer kamu akan muncul program PEtoUSB yang meminta untuk memformat flash disk kamu , klik start aja langsung.
7. Jika proses format sudah selesai, tutup program PEtoUSB ( jangan tutup windows command prompt usb_prep8.bat ) di layar akan muncul opsi-opsi dari 0 hingga 5.
8. Selanjutnya pilih opsi ke 1 untuk memilih sumber file installasi windows ( pilih drive cd rom kamu aja yang berisi cd installan windows ) atau juga bisa folder yang berisi file2 source instalasi windows.
9. setelah diatas , akan diminta lagi memilih opsi dan pilih opsi ke 3 untuk mentukan dimana kamu mencolokkan flash disk kamu, kalau di drive E maka ketik e dan tekan enter.
10. setelah tahap ini pilihlah opsi 4 untuk memulai proses pembuatan modul instalasi yang nantinya akan disalin ke flash disk secara otomatis. Jawab apa pun konfirmasi yang muncul dengan Y atau YES atau OK atau bentuk persetujuan lain. dalam proses ini akan memakan waktu yang cukup lama, proses pembuatan modul instalasi / pengcopyan file ke flash disk kamu ( mungkin lebih dari 15 menit ), Selesai....

Setelah selesai sekarang kamu sudah memiliki flash disk yang bootable dan mampu menginstall windows secara langsung. cabutlah flash disk dari komputer master lalu colokkan ke netbook yang akan diinstal ulang untuk memulai installasi, bootlah komputer kamu dari flash disk.
Saat booting awal dilayar akan muncul 2 opsi penginstallan, pilihlah opsi yang kedua dan proses penginstalan windows akan mulai berjalan.

Demikian tips dan trik ini semoga bermanfaat…….

Senin, 15 November 2010

Memaknai Idhul Adha / Qurban dalam Kehidupan.

Kita sebagai umat muslim yang hidup di muka bumi ini, sebenarnya selalu dalam ujian dan cobaan dari Sang Pencipta. Ujian dan cobaan ini sangat bervariasi dan macamnya, seringkali cobaan menimpa dalam wujud yang menyengsarakan, menyakitkan hingga berupa kematian. Namun, seringkali juga hadir bersamaan dengan kebahagiaan dan kemewahan hidup berupa kekayaan yang melimpah.

Ujian yang harus kita pahami dan sadari sehingga kita bisa belajar banyak hal dan makna kehidupan dari setiap fenomena dan kejadian yang menimpa kita atau peristiwa aneh sekitar kita, demi tujuan kehidupan sejati, bahagia dunia dan akhirat.

Qurban dalam istilah fikih adalah Udhiyyah yang artinya hewan yang disembelih waktu dhuha, yaitu waktu saat matahari naik. Secara terminologi fikih, udhiyyah adalah hewan sembelihan yang terdiri onta, sapi, kambing pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasriq untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kata Qurban artinya mendekatkan diri kepada Allah, maka terkadang kata itu juga digunakan untuk menyebut udhiyyah.

Mempersembahkan persembahan kepada tuhan adalah keyakinan yang dikenal manusia sejaka lama. Dalam kisah Habil dan Qabil yang disitir al-Qur'an disebutkan Qurtubi meriwayatkan bahwa saudara kembar perempuan Qabil yang lahir bersamanya bernama Iqlimiya sangat cantik, sedangkan saudara kembar perempuan Habil bernama Layudza tidak begitu cantik. Dalam ajaran nabi Adam dianjurkan mengawinkan saudara kandung perempuan mendapatkan saudara lak-laki dari lain ibu. Maka timbul rasa dengki di hati Qabil terhadap Habil, sehingga ia menolak untuk melakukan pernikahan itu dan berharap bisa menikahi saudari kembarnya yang cantik. Lalu mereka sepakat untuk mempersembahkan qurban kepada Allah, siapa yang diterima qurbannya itulah yang akan diambil pendapatnya dan dialah yang benar di sisi Allah. Qabil mempersembahkan seikat buah-buahan dan habil mempersembahkan seekor domba, lalu Allah menerima qurban Habil.

Qurban ini juga dikenal oleh umat Yahudi untuk membuktikan kebenaran seorang nabi yang diutus kepada mereka, sehingga tradisi itu dihapuskan melalui perkataan nabi Isa bin Maryam.Tradisi keagamaan dalam sejarah peradaban manusia yang beragam juga mengenal persembahan kepada Tuhan ini, baik berupa sembelihan hewan hingga manusia. Mungkin kisah nabi Ibrahim yang diperintahkan menyembelih anaknya adalah salah satu dari tradisi tersebut.

Sebenarnya apabila kita mau menelaah Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban atau juga Hari Lebaran Haji terdapat makna mendalam yang sangat bermanfaat bagi kebahagiaan hidup kita di dunia dan akherat. Makna dan manfaat yang bisa kita ambil antara lain:

Pertama, makna ketakwaan manusia atas perintah sang Khalik. Kurban adalah simbol penyerahan diri manusia secara utuh kepada sang pencipta, sekalipun dalam bentuk pengurbanan seorang anak yang sangat kita kasihi (Keteladanan Nabi Ibrahim mendapat perintah Tuhan untuk menyembelih putra tercinta, Nabi Ismail). Pada kondisi sekarang ini, kita diuji ketakwaannya dengan keikhlasan dan penuh penyerahan tulus, untuk menyisihkan sebagian harta kita untuk di belikan ternak sebagai hewan kurban. Sebuah hal sederhana namun merupakan sesuatu yang sulit dilaksanakan, terlebih harus adanya sifat ikhlas dan menghindarkan sifat pamer yang terkadang tidak bisa lepas dari hidup kita.

Kedua, makna sosial, di mana Rasulullah melarang kaum mukmin mendekati orang-orang yang memiliki kelebihan rezeki, akan tetapi tidak menunaikan perintah kurban. Dalam konteks itu, Nabi bermaksud mendidik umatnya agar memiliki kepekaan dan solidaritas tinggi terhadap sesama. Kurban adalah media ritual, selain zakat, infak, dan sedekah yang disiapkan Islam untuk mengejewantahkan sikap kepekaaan sosial itu. Di sini, terkadang kita terjebak oleh kecintaan duniawi dan kurang menyadari bahwa harta dan rezeki yang kita punya hanyalah titipan sekaligus ujian seberapa besar sifat amanah mampu menerangi hidup kita.

Ketiga, makna bahwa apa yang dikurbankan merupakan simbol dari sifat tamak dan kebinatangan yang ada dalam diri manusia seperti rakus, ambisius, suka menindas dan menyerang, cenderung tidak menghargai hukum dan norma-norma sosial menuju hidup yang hakiki. Di harapkan pada peristiwa peringatan Idul Adha ini, sifat-sifat kebuasan yang menyerupai binatang ikut mati dan tersisa sifat terpuji layaknya insan kamil.

Mudah-mudahan kita termasuk dalam bagian manusia dan umat Nabi yang senantiasa takwa serta berpijak pada kebaikan demi kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.
Wallahu'alam bissowab.

Sabtu, 13 November 2010

Menuntut Ilmu dalam islam

Islam merupakan agama yang punya perhatian besar kepada ilmu pengetahuan. Islam sangat menekankan umatnya untuk terus menuntut ilmu.

Dalam surat Ar-Rahman, Allah menjelaskan bahwa diri-Nya adalah pengajar (‘Allamahu al-Bayan) bagi umat Islam. Dalam agama-agama lain selain Islam kita tidak akan menemukan bahwa wahyu pertama yang diturunkan adalah perintah untuk belajar.

Ayat pertama yang diturunkan Allah adalah Surat Al-‘Alaq, di dalam ayat itu Allah memerintahan kita untuk membaca dan belajar. Allah mengajarkan kita dengan qalam – yang sering kita artikan dengan pena.

Akan tetapi sebenarnya kata qalam juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang yang dapat dipergunakan untuk mentransfer ilmu kepada orang lain. Kata Qalam tidak diletakkan dalam pengertian yang sempit. Sehingga pada setiap zaman kata qalam dapat memiliki arti yang lebih banyak. Seperti pada zaman sekarang, komputer dan segala perangkatnya termasuk internet bisa diartikan sebagai penafsiran kata qalam.

Dalam surat Al-‘Alaq, Allah Swt memerintahkan kita agar menerangkan ilmu. Setelah itu kewajiban kedua adalah mentransfer ilmu tersebut kepada generasi berikutnya. Dalam hal pendidikan, ada dua kesimpulan yang dapat kita ambil dari firman Allah Swt tersebut; yaitu Pertama, kita belajar dan mendapatkan ilmu yang sebanyak-banyaknya. Kedua, berkenaan dengan penelitian yang dalam ayat tersebut digunakan kata qalam yang dapat kita artikan sebagai alat untuk mencatat dan meneliti yang nantinya akan menjadi warisan kita kepada generasi berikutnya.

Dalam ajaran Islam, baik dalam ayat Qur’an maupun hadits, bahwa ilmu pengetahuan paling tinggi nilainya melebihi hal-hal lain. Bahkan sifat Allah Swt adalah Dia memiliki ilmu yang Maha Mengetahui. Seorang penyair besar Islam mengungkapkan bahwa kekuatan suatu bangsa berada pada ilmu. Saat ini kekuatan tidak bertumpu pada kekuatan fisik dan harta, tetapi kekuatan dalam hal ilmu pengetahuan. Orang yang tinggi di hadapan Allah Swt adalah mereka yang berilmu.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw menganjurkan kita untuk menuntut ilmu sampai ke liang lahat. Tidak ada Nabi lain yang begitu besar perhatian dan penekanannya pada kewajiban menuntut ilmu sedetail nabi Muhammad Saw. Maka bukan hal yang asing jika waktu itu kita mendengar bahwa Islam memegang peradaban penting dalam ilmu pengetahuan. Semua cabang ilmu pengetahuan waktu itu didominasi oleh Islam yang dibangun oleh para ilmuwan Islam pada zaman itu yang berawal dari kota Madinah, Spanyol, Cordova dan negara-negara lainnya. Itulah zaman yang kita kenal dengan zaman keemasan Islam, walaupun setelah itu Islam mengalami kemunduran. Di zaman itu, di mana negara-negara di Eropa belum ada yang membangun perguruan tinggi, negara-negara Islam telah banyak membangun pusat-pusat studi pengetahun. Sekarang tugas kita untuk mengembalikan masa kejayaan Islam seperti dulu melalui berbagai lembaga keilmuan yang ada di negara-negara Islam.

Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa orang yang mulia di sisi Allah hanya karena dua hal; karena imannya dan karena ketinggian ilmunya. Bukan karena jabatan atau hartanya. Karena itu dapat kita ambil kesimpulan bawa ilmu pengetahuan harus disandingkan dengan iman. Tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Perpaduan antara ilmu pengetahuan dan iman akan menghasilkan peradaban yang baik yang disebut dengan Al-Madinah al-Fadhilah.

Dalam menuntut ilmu tidak mengenal waktu, dan juga tidak mengenal gender. Pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu. Sehingga setiap orang, baik pria maupun wanita bisa mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita sehingga potensi itu berkembang dan sampai kepada kesempurnaan yang diharapkan. Karena itulah, agama menganggap bahwa menuntut ilmu itu termasuk bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas kepada masalah shalat, puasa, haji, dan zakat. Bahkan menuntut ilmu itu dianggap sebagai ibadah yang utama, karena dengan ilmulah kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang lainnya dengan benar. Imam Ja’far As-Shadiq pernah berkata: “Aku sangat senang dan sangat ingin agar orang-orang yang dekat denganku dan mencintaiku, mereka dapat belajar agama, dan supaya ada di atas kepala mereka cambuk yang siap mencambuknya ketika ia bermalas-malasan untuk menuntut ilmu agama”.

Ajaran agama Islam yang menekankan kewajiban menuntut ilmu tanpa mengenal gender. Karena menuntut ilmu sangat bermanfaat dan setiap ilmu pasti bemanfaat. Kalau kita dapati ilmu yang tidak bermanfaat, hal itu karena faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Sedangkan ilmu itu sendiri pasti sesuatu yang bermanfaat.


Sumber :
Peran Perguruan Tinggi Dalam Meningkatkan Keberadapan Islam
(Prof. Dr. Ayatullah Sayyid Hasan Sadat Mustafawi)